Kometzone's Blog

May 8, 2013

Mengenal kain

Filed under: Fashion — kometzone @ 3:12 pm

Kali ini aku mo ngebahas kain atau bahan baju… hahaha… emang masalah buat elo? :p
Iya, pembahasan ini diterjemahkan dan diintisarikan dari e-book Understanding_Fabrics_Guide.

Apa itu kain?
Kata “tekstil” berasal dari bahasa Latin texere (untuk menenun). Ini berarti awalnya kain dibuat dari serat anyaman. Saat ini, seluruh produksi kain disebut “tekstil” termasuk kain yang diproduksi dengan felting, weaving, knitting, dan knotting.

Bagaimana kain dibuat?
Ada beberapa cara dalam proses pembuatan kain.

1. Felting
Felting adalah salah satu proses pembuatan kain tertua. Felting adalah kain non-woven yang diproduksi dengan proses anyaman, kondensasi dan menekan serat wol. Serat wol umumnya digunakan dalam proses pembuatan kain ini.
kain felting

2. Woven
Kain ini di buat dari hasil penyilangan dua benang dengan cara di dianyam. Bahan woven cirinya tidak dapat di tarik.
kain woven

3. Weaving
Weaving adalah metode produksi kain dengan 2 set cara tenun yang berbeda dari benang atau jalinan benang di sudut dalam membentuk kain. Benang-benang memanjang disebut warp dan benang cabangan untuk mengisi. Metode pengisian benang tersebut mempengaruhi karakteristik dari kain.
Plain WeaveSatin Weave
———Plain Weave————Satin Weave—
Type of weaving.
Ada 3 jenis tenun dasar yaitu: plain, twill, and satin. Ketiga jenis ini merupakan tenun biaxial atau tenun yang terbuat dari dua set benang. Sedangkan untuk variasi tenun lainnya merupakan kombinasi dari 3 jenis tenun dasar ini.
3.1 Plain Weave
Tenunan polos adalah yang paling sederhana dan paling murah. Sebuah benang berjalan di atas satu benang dan di bawah pada benang berikutnya.
3.2 Twill Weave
Dasar menenun kedua adalah tenunan kepar. Benang berjalan pada setiap 2 atau lebih benang secara regular sehingga menciptakan pola diagonal. Sebuah garis diagonal, juga disebut garis kepar atau wale terlihat di kain jadi. Kepar tahan lama dan juga drapes well. Hal ini membuat twills ideal untuk tirai serta pakaian. Blue jeans juga merupakan sebuah tenunan kepar yang terbuat dari kain yang disebut denim. Denim jeans biru dibuat dengan katun warp biru dan benang putih yang mengisinya.
3.3 Satin Weave
Dasar menenun ketiga adalah menenun satin. Setiap benang menyilang empat atau lebih pada benang lainnya sebelum jalan di bawah benang yang lainnya lagi. Jarak benang yang panjang biasa disebut “float”. Karena “float” yang panjang dan putarannnya rendah membuat tenunan satin terlihat datar, halus, dan berkilau. Tapi “float” yang panjang juga membuat kain rentan untuk tersangkut dan tertarik.
3.4 Triaxial Weave
Tenunan yang lebih kompleks adalah menenun triaxial. Di sini, benang berjalan dalam tiga arah. Selain warp dan pakan, set ketiga disebut whug. Whug dapat dianggap sebagai kumpulan benang kedua, yang memperkuat kain. Tenun triaxial stabil di segala penjuru, dan digunakan untuk produk industri seperti balon dan layar.

4. Knitting
Kebanyakan kain di tenun, tetapi kain rajutan juga umum. Knitting adalah menyambung atau mempautkan benang sehingga membentuk kain. Dalam tenun, benang selalu lurus, berjalan sejajar baik memanjang (warp threads) atau melintang (weft threads). Sebaliknya, benang dalam kain rajutan mengikuti jalan yang berkelok-kelok, membentuk loop simetris antara benang diatas dan dibawahnya. Loop yang berkelok-kelok ini dapat dengan mudah ditarik dalam arah yang berbeda sehingga kain rajutan lebih elastisitas daripada kain woven. Tergantung pada benang dan pola rajutan, pakaian rajutan dapat meregang sebesar 500%.
Rajutan

5. Finishing
Kain hasil tenun masih belum selesai. Kain tenunan atau rajutan yang belum selesai disebut gray goods. Selama proses manufaktur, perekat mungkin ditambahkan ke kain, atau kain mungkin datang dengan minyak dan kotoran. Oleh karena itu, semua barang gray goods harus terlebih dahulu dibersihkan. Setelah dibersihkan, kain dilewatkan pada dua piringan panas untuk menghilangkan ujung serat yang mencuat dari permukaan. Terkadang Fluorescent whitening compounds atau yang biasa disebut optical brighteners mungkin ditambahkan pada kain ketika proses bleaching kurang efektif.
Proses Mercerized bisa digunakan untuk finishing katun, linen, atau rayon. Proses ini memperlakukan kain dengan alkali untuk meningkatkan kilau dan kelembutan, memperkuat kain, dan meningkatkan kemampuannya untuk menerima pewarnaan.
Type of Finishing
5.1 Dying
Yang paling umum adalah menambahkan warna dengan cara pencelupan. Proses penyelupan dilakukan pada kain menggunakan air panas, uap atau panas kering. Metode ini ditentukan berdasarkan serat, berat, pewarnaan,
dan hasil yang diinginkan. Proses penyelupan ada tiga metode: memutar kain melalui pewarna, memutar pewarna disekitar kain, atau melakukan keduanya bersama-sama.
5.2 Printing
Desain corak dicetak pada kain seperti mencetak pada kertas. Beberapa proses finishing diterapkan untuk mencegah kerutan atau membuat kain tahan noda. Kebanyakan proses finishing bertujuan untuk estetika ,ada juga yang dipoles untuk membuat kain mengkilap. Selain itu ada juga yang berfungsi mengubah tekstur kain. Proses ini menggunakan banyak jarum kecil yang bertujuan meningkatkan permukaan kain dan menciptakan tumpukan tinggi yang memberikan efek permukaan tiga dimensi pada kain. Finishing juga bisa mempengaruhi rasa kain saat di pegang. Seperti Denim stonewashed yang diguling-guling dengan batu apung atau abrasive material lainnya. Akhirnya, semua kain dikeringkan, diperiksa, dan kemudian siap dipasarkan.

6. Blended
Kemungkinan besar kita pernah melihat model seperti ini pada pakaian kita yang menunjukkan campuran serat. Mengapa dicampur? Ada beberapa alasan termasuk kinerja, teksture, dan warna. Kinerja kain mengacu pada kualitas seperti daya tahan, ketahanan terhadap abrasi, dan serap. Ketika nilon atau polyester dicampur dengan kapas atau wol, ini akan meningkatkan daya tahan kain dan juga menjaga penampilan serat alami. Produsen juga dapat mengontrol serat kain dengan memadukan mereka bersama-sama. kain yang dicampur berfungsi untuk menciptakan tekstur yang diinginkan. Sebagai contoh, sejumlah kecil rayon dapat dicampur dengan kapas untuk memberikan kemilau kain dan menambah kelembutan.

Yah begitulah kain, mudah dipelajari tapi tetap sulit untuk dikenali apalagi untuk menentukan mana yang terbaik. Tapi semua kembali lagi pada kebutuhan dan kecocokannya. (*Lha ini ngomong kain apa jodoh ya?)

Leave a Comment »

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.